Politik Konyol, Menjadi Kafir Setelah Beriman

Kolom, Effendy Asmara Zola / Pimpred.AKSIBORNEO

SERING kita mendengar atau membaca ada kata “klarifikasi”. Klarifikasi sudah menjadi senjata pamungkas para pejabat tinggi di semua tingkatan, baik pejabat eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Menghindar dari salah tingkah dan atau asal cuap.

Klarifikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah menjernihkan, menjelaskan, dan mengembalian kepada apa yang sebenarnyah. Teorinya begitu. Praktiknya tak kurang dari bantahan alias ngeles, menghindar atau tak mau mengakui apa yang sebenarnya adalah benar..

Kita lihat saja misalnya ketika Megawati Sukarnoputri – Ketum PDIP mau mengganti assalamualaikum dengan salam pancasila. Viral olok-olok di medsos meme salam pancasila dan video, bagaimana ada orang yang disiram pakai seember air karena bertamu tidak pakai assalamualaikum, tapi pakai salam pancasila.

Klarifikasinya, itu hanyalah salam untuk acara-acara resmi. Bah! Apa lupa bahwa mayoritas penduduk bumi pertiwi ini hampir 100 persen muslim?

Adalah sekelompok orang Yahudi yang kali pertama mengubah ucapan Assalamualaikum kepada Nabi Muhammad SAW dengan ucapan Assaamu’alaikum (kematian bagimu). Maka Aisyah radhiallahu anha menyahut Bal’alaikumus saam wal la’nah (justeru bagi kalian kematian dan laknat).

Apa jadinya jika Assalamualaikum (wa rahmatullahi wa barakatuh), “Semoga Allah melimpahkan keselamatan, rahmat, dan keberkahanNya”, digonta-ganti dengan salam Pancasila?

Megawati pun pernah bilang, tak butuh suara umat Islam untuk memenangkan perjuangan parpolnya. Jangan lupa, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang jelang Pemilu ’24 ini disempalkan di kubu Banteng Moncong Putih adalah parpol berbasis Islam.

Saya tak lupa ketika kali pertama berkenalan dengan sahabat saya, Baharuddin Lopa,  Kala itu 1975, almarhum baru menjabat Kepala Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat.

Saya diusir mentah-mentah keluar dari ruang kerjanya. Saya enggan menemuinya lagi, tapi ajudan Lopa mendesak saya mengetuk pintu ruang kerjanya lagi, tapi masuk dengan mengucapkan assalamualaikum, bukan selamat pagi.

Benar saja, pertemuan dan perkenal berjalan cair sembari Lopa mengungkapkan makna hakiki dari ucapan assalamualaikum ketimbang selamat pagi atau selamat pada waktu-waktu lainnya. “Jangan main-main dengan ucapan assalamuaikum,” ujarnya.

Berawal dari ucapan assalamualikum itulah terjalin persahabatan kami sampai beliau tutup usia di jabatan Komnas HAM dulu.

Itu sekilas kenangan dari Lopa yang tak akan pernah saya lupa tentang penggunaan atau penempatan syariat Islam pada jalur yang benar.

Banyak hal yang keluar dari mulut dan tingkah polah tokoh berakal sehat lainnya di tahun politik ini maupun sebelum-sebelumnya. Misal, suara azan yang oleh Menteri Agama Yakut Kholil disetarakan dengan suara gonggongan anjing.

Ketua Umum Partai Demokrat – Agus Harimurti Yudhoyono ketika berkampanye baru-baru ini, menyampaikan keinginan agar masyarakat DKI Jakarta, punya kehidupan yang lebih baik, lalu pendamping AHY menyahutinya tidak dengan aamiin, tapi dengan qabul… qabul. Konyol… konyol.

Baca artikel sebelumnya : Panik! Hindari AMIN, jadi Qabul

Teranyar Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) melakukan blunder gara-gara candaannya tentang ucapan Amin dalam sholat.

Sebagai pembicara dalam rapat kerja nasional Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) baru-baru ini, Zulhas melontarkan lelucon menyinggung gerakan sholat hingga pembacaan Al-Fatihah.

Menurut dia, banyak kaum muslim yang enggan mengucapkan kata ‘amin’ karena merujuk pada Capres dan Cawapres no. urut 1 yakni AMIN.

Katanya pula, salah satu gerakan sholat adalah mengacungkan jari telunjuk ke arah depan saat tahiyatul. Jari telunjuk bisa diasosiasikan dengan angka 1 (AMIN).

Zulhas malah mengolok-oloknya dengan mengatakan gerakan 2 jari saat tahiyatul sebagai dukungan dan bukti cinta  kepada paslon nomor 2, Prabowo-Gibran.

“Sekarang maunya dua jari Pak, begitu cintanya dengan pak Prabowo,” kata Zulhaz. Jadi bukan cinta kepada Allah dan Rasulullah, sampai-sampai ulama di Mekah ikut membahas hal penyepelean syariat ini.

Baca beritanya :
Majenun! Ketum PAN, Zulhas Nistakan Ucapan Amin dalam Shalat demi Koalisi dan Kursi

Baik AHY yang hengkang dari Koalisi Perubahan maupun Zulhas yang nangkring di kubu Koalisi Capres 02 Prabowo Subianto, kini alergi dengan ucapan amin.

Di tahun politik ini banyak orang pintar jadi dungu demi kekuasaan, menjadi kafir setelah beriman.  Dari hal-hal biasa yang boleh dijadikan candaan hingga mengolok-olok agama dijadikan banyolan.

Klarifikasi tentu ada sebagai senjata pamungkas. Oh, bukan begitu, tapi begini.  Pendeknya klarifikasi wal ini wal itu, wal hantu. Tapi apakah bisa ngeles dari dosa?

Orang yang memperolok-olok agama hukumnya murtad dan keluar dari Islam secara total. Hal ini sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Taala di dalam Surah Al-Taubah pada ayat 65-66.;

Wa la ‘in sa’ altahum layaqulunna innama kunna nakhudu wa nal’ab, qul a billahi wa ayatihi wa rasulihi kuntum tastahzi’un;

(Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang  apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?”)

La ta’taziru qad kafartum ba’da imanikum, in na’fu’an ta ‘ifatim mingkum nu’azzib ta ‘ifatam bi ‘ annahum kanu mujrimin.

(Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.  Jikakami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka orang-orang yang selalu berbuat dosa.)

Wahai para pendosa, perakus kekuasaan, siapa pun Anda, tak perlu klarifikasi. Apa yang mesti diklarifikasi jika faktanya  syariat Islam dijadikan banyolan demi kursi ketimbang ayat  Qursi.

Hanya ada satu jalan, Allah Azza wa Jalla maha pengampun. Bertobatlah sebelum pintu azab terbuka lebar menanti kedatangan Anda. Wassalam!*

Pontianak, Jumat10.00WIB,22/12-2024.

Artikel terkait : Kubu AMIN Desak Zulhas Sebut Warga yang Lecehkan Gerakan Salat Demi Prabowo, Jangan Ngarang!

Baca Juga : Pemilu dengan Sistem Preman akan Melahirkan Pemimpin Preman 

Comments
Loading...